Tes dan Pemeriksaan Penyakit Stroke

     Penderita stroke biasanya dirawat lebih dahulu di rumah sakit, bisa di bagian umum maupun di unit khusus stroke. Ketika pasien tiba, staf medis akan mencatat sejarah medis pasien dan seluruh keluarganya, dari pasien sendiri kalau pasien sadar, saudara, atau dokter keluarga. Pada tahap-tahap awal, sulit untuk diketahui jenis stroke apa yang terjadi sehingga dokter akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis.

Beberapa tes setelah serangan stroke

Beberapa tes akan dilakukan setelah serangan stroke, diantaranya:

  • Tes darah untuk memeriksa diabetes, anemia (kurang darah), dan penyakit sel sabit (sejenis penyakit darah).
  • Rontgen dada untuk melihat ada tidaknya pembesaran jantung (tanda adanya tekanan darah tinggi).
  • CT (Computerized Tomography) Scan. CT Scan mirip dengan mesin rontgen, tetapi mengambil potongan-potongan tipis gambar secara horizontal melewati otak. Tes ini akan menunjukkan apakah perdarahan atau tumor yang terjadi, tetapi tidak dapat menunjukkan daerah jaringan mati pada beberapa jam pertama.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging) Scan. Seperti CT Scan, tes ini menunjukkan perdarahan atau tumor dan dapat menunjukkan jaringan yang rusak dengan sangat cepat.
  • ECG (Electrocardiogram) untuk memeriksa penyakit jantung atau tanda-tanda serangan jantung yang terjadi akhir-akhir ini.
  • Ultrasound karotis untuk memeriksa arteri pada bagian leher yang memberi pasokan darah ke otak apakah mengalami kerusakan atau tidak.

Proses MRI Scan



Penilaian setelah serangan stroke

     Dokter akan memeriksa fisik pasien secara menyeluruh untuk mengetahui dengan pasti daerah otak yang terpengaruh dan seberapa parah kerusakannya. Pertanyaan yang harus dijawab termasuk: apakah ada kelumpuhan pada anggota badan atau wajah? sisi tubuh manakah yang terpengaruh? apakah ada kehilangan perasaan? apakah ada perubahan pada penglihatan? apakah ada gejala kebingungan?

Jalan menuju kesembuhan dari stroke

     Sangatlah sulit untuk memberi tahu secara akurat tentang kesembuhan yang akan dicapai setelah stroke. Beberapa pasien yang sakit parah dapat sembuh dengan baik, sedangkan pasien lainnya, yang tampaknya tidak terlalu parah, tidak dapat sembuh sebaik itu.

     Umumnya pasien stroke cenderung untuk mengembalikan kemampuannya dalam urutan yang diberikan di bawah ini dan kebanyakan dari mereka berhasil mandiri dalam hal yang masuk akal selama satu tahun:

  • Sadar kembali.
  • Dapat mengontrol kandung kemih dan usus.
  • Duduk tegak di kursi.
  • Menelan dengan benar dan makan sendiri.
  • Melakukan perawatan dasar bagi diri sendiri tanpa dibantu, seperti menyikat gigi, membasuh muka, menyisir rambut dan lain-lain.
  • Berjalan dengan bantuan.
  • Bergerak dari ranjang ke kursi dan kembali lagi dengan aman.
  • Berjalan mandiri dengan bantuan tongkat atau tripod.
  • Memakai pakaian (tali sepatu dan kancing mungkin masih menjadi masalah).
  • Dapat naik turun tangga dengan aman.


Informasi lain mengenai penyembuhan penyakit stroke


  • Pembedahan darurat dapat sangat menolong, baik untuk kasus-kasus setelah perdarahan subarachnoid maupun perdarahan otak, untuk menurunkan tekanan.
  • Dua dari tiga orang yang tidak dapat berjalan mandiri selama beberapa hari pertama setelah serangan stroke dapat berjalan kembali dalam waktu satu tahun.
  • Sekitar 90% pasien stroke memperoleh kembali kemampuannya untuk makan sendiri.
  • Gejala yang paling sulit hilang adalah kelumpuhan pada lengan, terutama ketika kelumpuhan itu telah lebih dari tiga bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar