Kapan Obat Stroke Diresepkan?
Tidak ada obat yang dapat membalikkan efek-efek stroke pada saat ini, jadi tujuan utama pengobatan adalah rehabilitasi. Biasanya dokter hanya menulis resep untuk mengurangi risiko stroke berikutnya dan jenis obatnya tergantung dari penyebab stroke awal.Obat tidak akan diresepkan sampai penyebabnya telah diketahui, karena sebagai contoh, jika pasien stroke yang menderita perdarahan otak diberi obat yang menghalangi penggumpalan darah, obat itu sendiri akan menambah tingkat kerusakan yang disebutkan oleh stroke awal.
Obat Apa Yang Diresepkan?
Pada dasarnya ada dua macam obat yang digunakan: obat yang menurunkan tekanan darah dan yang mencegah penggumpalan darah. Kalau tim medis yakin bahwa stroke itu disebabkan oleh gumpalan darah, pasien akan diberikan obat yang membuat darah tidak terlalu lengket dan kental sehingga mencegah terjadinya penggumpalan lebih lanjut. Obat ini tidak mencairkan gumpalan yang sudah ada, tetapi mencegah penggumpalan-penggumpalan baru.
Aspirin dan Alternatifnya
Aspirin adalah obat yang paling umum diresepkan untuk pengenceran darah. Obat ini tidak hanya diberikan kepada pasien stroke, tetapi juga kepada pasien yang mengalami TIA. Dosis yang dibutuhkan untuk mengencerkan darah lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk obat pereda nyeri, tetapi pasien harus memakan obat yang diresepkan tersebut setiap hari selama sisa hidupnya.
Obat yang diberi nama "dipyridamole" baru-baru ini telah terbukti mempunyai efek dua kali lipat dibandingkan efek aspirin dosis rendah dalam mengurangi risiko stroke lebih lanjut, dan saat ini sering digunakan selain aspirin. Dokter belum tahu apakah obat itu betul-betul efektif. Untuk pasien yang tidak dapat minum aspirin, kira-kira satu persen orang alergi terhadapnya, obat lain seperti "clopidogrel" dapat digunakan.
Dua obat lain yang dipakai untuk mengurangi penggumpalan darah adalah "warfarin" dan "heparin". Obat ini terutama berguna untuk pasien yang sudah lebih dahulu menderita penyakit detak jantung tidak teratur (arterial fibrilasi). Dalam kondisi ini, darah cenderung tinggal di jantung alih-alih dipompa menuju seluruh tubuh. Hasilnya, darah dapat semakin lengket dan besar kemungkinannya menggumpal. Gumpalan darah yang terbentuk lama-kelamaan dapat bergerak ke seluruh tubuh dan akhirnya tertahan pada arteri kecil di otak dan menyebabkan stroke.
Obat Untuk Mengurangi Tekanan Darah
Sebanyak 75% pasien stroke telah menderita tekanan darah tinggi jangka panjang (hipertensi). Obat yang diberikan kepada pasien ini bertujuan untuk mengurangi tekanan darah sehingga mengurangi risiko terjadi stroke baru. Obat-obat tersebut diantaranya sebagai berikut:
- Tablet air (diuretika), menambah kecepatan eksresi air dan garam dari ginjal sehingga menurunkan tekanan pada arteri.
- Penghalang beta, memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah dengan cara menutup sebagian kerja hormon adrenalin dan noradrenalin.
- Penghalang alfa, bekerja mirip penghalang beta dan sering digunakan jika pasien juga penderita diabetes dan gagal jantung.
- Anagonis kalsium, membuat otot arteri rileks sehingga dindingnya membesar.
Perlu Diketahui Juga Mengenai Stroke:
- Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama serangan jantung dan stroke
- Buatlah perjanjian dengan dokter untuk memeriksa tekanan darah secara teratur.
- Kalau anda terkena stroke, atau ada teman atau keluarga yang terkena stroke, pastikan bahwa dokter di rumah sakit diberi tahu tentang obat-obat yang diminumnya.
- Aspirin mengurangi risiko stroke lebih lanjut sebesar sepertiganya. Perawatan dengan aspirin harus segera dimulai setelah TIA atau stroke kecil.
- Heparin biasanya diberikan melalui tetesan infus sehingga hanya diberikan di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar